Ketua Komisi II DPRD Bali Soroti Black Out Listrik di Bali, Jelang Kuningan

 



SUARABERITAINDONESIA.COM

DENPASAR - Agung Bagus Pratiksa Linggih dikenal Ajus Linggih selaku Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bali menyoroti peristiwa black out (pemadaman total) listrik di Pulau Dewata yang terjadi menjelang Hari Raya Kuningan, Jumat, 2 Mei 2025.



Ajus Linggih meminta PT PLN (Persero) harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan terhadap perekonomian Bali.



Oleh karena, black out yang berlangsung lama yang menghabiskan waktu lebih dari 12 jam bahkan berlanjut pemadaman sejumlah daerah keesokan harinya, merupakan bentuk kelalaian yang berdampak serius pada perekonomian daerah Bali. Apalagi ditengah krisis ekonomi. Semestinya memberikan kompensasi berupa diskon tarif listrik hingga 50 persen selama enam bulan kepada masyarakat Bali.


Diskon 50 persen selama 6 bulan. Gak bisa gratisan gini Kita pemadaman 12 jam plus hari ini juga pemadaman,” kata Ajus Linggih di Denpasar, Senin, 5 Mei 2025.


Mengingat, pemerintah memberikan kuasa monopoli kepada PLN untuk distribusi listrik, tentu dengan tanggung jawab yang tinggi juga.


Menurutnya, peristiwa black out itu namanya negligence (kelalaian-red) Dan kerugiannya itu terbagi 2, Ada yang namanya specific damage dan general damage. Sehingga tidak bisa sekedar minta maaf. PLN harus mengganti kerugian masyarakat Bali,” harapnya.




Selama ini Bali tidak bisa mandiri energi karena oversupply listrik di Jawa. Baginya, sumber pendapatan PLN untuk mengcover subsidi daerah lain.


Sehingga kerugian masyarakat Bali terhadap kejadian ini murni karena kesalahan strategi bisnis PLN yang membuat masyarakat kita ter-expose.


Sedangkan, Humas PLN UID Bali Anom Silapatra mengatakan, sehubungan dengan adanya upaya peningkatan keandalan pasokan listrik bagi masyarakat.


Kami sampaikan informasi bahwa PLN sedang melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan penguatan jaringan distribusi listrik, yang memerlukan pengaturan operasional atau manajemen beban,” singkatnya. Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero) mengunjungi langsung sejumlah fasilitas publik untuk memastikan operasional layanan tetap berjalan lancar pasca gangguan kelistrikan di Bali yang terjadi, Jumat, 2 Mei 2025.


Respons cepat PLN mendapat apresiasi dari berbagai pihak, khususnya penyelenggara layanan publik.


Direktur Utama RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar, dr. I Wayan Sudana, M.Kes., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas respons cepat PLN dalam memulihkan pasokan listrik ke rumah sakit.


Komunikasinya sangat cepat. Begitu padam, staf kami langsung berkoordinasi dan tak lama kemudian listrik kembali menyala. Genset kami hanya sempat aktif sebentar saja, karena langsung di-cover oleh PLN. Kami sangat berterima kasih karena pelayanan rumah sakit bisa tetap berjalan tanpa gangguan,” kata Wayan Sudana.


Senada, General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Ngurah Rai Bali, Ahmad Syaugi Shahab, juga memberikan apresiasi atas gerak cepat PLN dalam menjaga kestabilan layanan di tengah gangguan sistem kelistrikan yang terjadi.


Proses dari pada padamnya listrik di bandara _alhamdulillah_ tidak berdampak signifikan langsung karena penumpang bisa terlayani di bandara dengan baik,” terangnya.


Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo yang memimpin langsung proses pemulihan menyampaikan permohonan maaf kepada 1,8 juta pelanggan termasuk stakeholder atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat gangguan kelistrikan.


Kami mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya kepada pelanggan kami karena adanya gangguan dan ketidaknyamanan,” kata Darmawan.


Darmawan menjelaskan bahwa gangguan kelistrikan di Bali bermula, Jumat, 2 Mei 2025 pukul 16.00 WITA, ketika saluran kabel bawah laut yang menghubungkan Jawa dan Bali mengalami gangguan.


Akibatnya, tegangan di sistem Bali turun menjadi nol volt yang menyebabkan sejumlah pembangkit di Bali seperti PLTDG Pesanggaran, PLTGU Pemaron, PLTU Celukan Bawang, dan PLTG Gilimanuk keluar dari sistem kelistrikan Bali.


Ratusan personel PLN diterjunkan untuk melakukan pemulihan sistem dan dalam waktu sekitar 30 menit, suplai listrik kembali masuk ke sistem secara bertahap.


Langkah-langkah pemulihan kami lakukan secara bertahap, dan pukul 21.00 WITA, 60 persen sistem sudah pulih. Lalu pukul 24.00, sudah 80 persen tersambung kembali,” paparnya.


Darmawan menambahkan, bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memerlukan waktu lebih lama untuk kembali sinkron dengan sistem. Namun, pada Sabtu, 3 Mei 2025 pukul 03.30 WITA, sistem kelistrikan Bali akhirnya pulih 100 persen.


Kurang dari 12 jam sejak gangguan terjadi. Alhamdulillah, sistem sudah kembali normal sepenuhnya,” tambahnya.


Disampaikan pula, bahwa selama proses gangguan, PLN memastikan objek vital tetap berfungsi dengan baik. Bandara Ngurah Rai dan Rumah Sakit besar di Bali, seperti RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, RS Bali Mandara, Bali International Medical Center, RS Siloam hingga RS Surya Husadha tetap beroperasi tanpa hambatan signifikan.


Bandara Ngurah Rai sempat mengalami kedip sebelum sistem backup bisa mengambil alih dan pasokan listrik tetap berjalan dengan lancar. Begitu pula dengan rumah sakit tetap bisa beroperasi dengan pasokan yang tidak terganggu,” tegasnya.

 ( Herman Soetiady )

Posting Komentar untuk "Ketua Komisi II DPRD Bali Soroti Black Out Listrik di Bali, Jelang Kuningan"