Tragedi di Tempat Kerja: Karyawati Dianiaya Rekan Kerjanya Yang Juga Ketua RT di Tempat tinggalnya

SUARABERITAINDONESIA.COM

BOGOR - Sebuah insiden kekerasan terhadap karyawati berinisial TT mengguncang Desa Bojong Rangkas ,kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Tak tanggung-tanggung, penganiayaan itu dilakukan oleh sepasang suami-istri, yang mana sang suami diketahui menjabat sebagai Ketua RT di wilayah tersebut. Aksi brutal ini terjadi di lingkungan kerja korban, tempat yang seharusnya menjadi ruang aman bagi setiap pekerja.( 29/07/2025 )

Kasus ini mencuat setelah korban melapor ke Polsek Ciampea,hari selasa siang pukul 12: 00 WIB untuk bisa di tindak lanjuti dengan pemanggilan saksi dan terduga pelaku serta pengumpulan bukti. Untuk mendukung proses penyelidikan.

Saat korban akan menjalani visum di RSUD Leuwiliang guna memastikan kondisi luka-luka yang dialami.

Kasus Mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan, peristiwa ini tak hanya menjadi kasus hukum biasa, melainkan simbol penyalahgunaan kekuasaan oleh seorang tokoh masyarakat. “Ketua RT seharusnya menjadi pelindung warganya, bukan justru menjadi pelaku kekerasan. Ini adalah pengkhianatan terhadap kepercayaan publik,” ungkap Donie sebagai juru bicara dari Dewan Pimpinan Daerah Badan Advokasi dan Investigasi Hak Asasi Manusia ( BAIN HAM.RI ) Bogor yang kini mendampingi korban untuk mendapatkan keadilan secara hukum.

Menurut informasi awal, aksi kekerasan ini dilakukan di lingkungan kerja korban, menambah berat pelanggaran yang terjadi. Kekerasan di tempat kerja, apalagi yang melibatkan perempuan, merupakan persoalan serius yang menuntut perhatian hukum dan sosial yang lebih kuat.

Tragedi ini menyadarkan publik tentang urgensi pengawasan terhadap penyalahgunaan wewenang di tingkat akar rumput, serta pentingnya peningkatan perlindungan terhadap pekerja perempuan. Tak sedikit warga dan tokoh masyarakat yang mengecam keras kejadian ini, seraya berharap aparat hukum menunjukkan keberpihakan nyata kepada korban.

Kini, seluruh mata tertuju pada proses hukum yang sedang berjalan. Masyarakat menanti, apakah keadilan akan ditegakkan tanpa kompromi – atau justru kasus ini menjadi catatan kelam lain tentang lemahnya perlindungan terhadap warga oleh pemimpinnya sendiri. ( Achmad Hidayat)